tabel 6.1, 6.Perlawanan Rakyat aceh
PPKn
mok2
Pertanyaan
tabel 6.1, 6.Perlawanan Rakyat aceh
1 Jawaban
-
1. Jawaban zahwa1124
Sultan Mahmudsyah
Muhamad Daudsyah
Panglima Polem
Teuku Cik Di Tiro
Teuku Ibrahim
Teuku Umar dan
Cut Nyak Dien (Istri Teuku Umar)
Perang tersebut terjadi pada saat kerajaan Aceh masih merdeka. Dalam sebuah Traktat London tahun 1824, Inggris dan Belanda diberi kebebasan menaklukkan Sumatra termasuk Aceh. Oleh karena itu, Aceh mencari bantuan ke Turki dan menghubungi kedutaan Italia dan Amerika Serikat di Singapura, namun usaha itu hanya sia-sia,
Belanda mendahului menyerang Aceh pada tahun 1873 yang dipimpin Mayor Jenderal Kohler dalam insiden tersebut Belanda berhasil dipukul mundul, bahkan Kohler diketahui tewas. Pada akhir 1873 Belanda melakukan serangan lagi yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Van Swieten.
Untuk menghadapi perlawanan pasukan Aceh, Belanda menggunakan teknik Konsentrasi stelsel (garis pemusatan), yaitu dengan menempatkan tentara-tentara Belanda pada benteng pemusatan. Namun ternyata Teuku Umar berhasil menyergap benteng-benteng tersebut sehingga sistem pemusatan dinilai gagal. Akhirnya Belanda menggunakan cara lain, yaitu dengan siasat adu domba oleh Dr. Snouck Hurgronje dalam bukunya De Acehers yang diterapkan oleh Van Heutsz dengan membentuk pasukan gerak cepat,
Jenderal Van Heutsz berhasil mendesak perlawan Aceh. Teuku Umar terdesak ke Meulaboh dan akhirnya gugur pada tahun 1899, panglima Polim menyerah pada tahun 1903, demikian pula dengan Sultan Muhamad Daudsyah, sementara Cik Di Tiro sudah meninggal dan Cut Nyak Dien tertangkap pada tahun 1906 lalu dibuang ke Sumedang. Dia meninggal pada bulan November 1908 dan jenazahnya dimakamkan di Cadas Panneran dekat Sumedang. Pada tahun 1904 perang Aceh dianggap selasai .